Minggu, 23 Februari 2014

Profil H. Harry Harmain Diah – Direktur Utama PT Avrist Assurance "Sabar & Jangan Serakah"


Ia dikenal sebagai tokoh senior asuransi di industri asu-ransi jiwa Indonesia. Perjuangan dan kesabarannya dalam mengembangkan industri asuransi di Indonesia layak mendapat apresiasi. Pendiri dan Presiden Direktur PT Avrist Asssurance ini juga merupakan seorang entrepreneur handal yang tidak pernah menyerah ketika usahanya ada di titik nadir.

Alumni Fakultas Ekonomi UI ini mulai menggeluti bidang asuransi pada tahun 1975, dengan mendirikan PT Asuransi Jiwa Ikrar Abadi (AJIA). Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang rendah terhadap asuransi menjadi tantangan tersendiri. “Ini pekerjaan gila. Berbisnis asuransi memang perlu keberanian dan kadangkala harus nekat,” tutur Bapak Harry kepada salah satu media beberapa tahun lalu. Salah satu contoh kenekatan yang dimaksud Beliau adalah dengan premi yang dibayarkan nasabah tidak lebih dari Rp 1 juta, perusahaan asuransi sanggup memenuhi janji dengan memberikan pertanggungan sebesar Rp 100 juta.

Meskipun demikian, tidak mudah meyakinkan masyarakat. Bahkan ketika itu, untuk mencari agen asuransi atau penjual polis pun susahnya luar biasa. ”Kami terpaksa berdiri di halte bis. Setiap ada orang yang turun dari bis, kami ajak menjadi agen untuk menjual asuransi. Susahnya setengah mati,” kenang Bapak Harry. Ia bahkan memberi penawaran makan siang gratis, cara itu sedikit berhasil menarik minat orang namun banyak dari calon agen yang hanya beberapa hari saja datang ke kantor, setelah itu tidak kembali lagi.

Pada tahun keenam, usahanya nyaris bangkrut. Modal awal Rp 100 juta sudah tergerus hingga tersisa sekitar Rp 23 juta. Meskipun menurut aturan akuntansi ketika itu, bila modal tersisa 25% maka usaha itu sudah dikategorikan bangkrut, Bapak Harry memilih bertahan untuk melanjutkan bisnisnya

“Kami jalan terus. Karena resep utama menjalankan bisnis asuransi hanya dua. Sabar dan jangan serakah,” tutur Bapak Harry. Kesabaran dan ketangguhannya menghadapi masa-masa sulit berbuah manis, AJIA berhenti merugi dan mulai stabil melaju. Bapak Harry yang juga menggeluti bisnis ekspor berkenalan dengan praktisi dari American International Assurance (AIA). Pada saat itu, Menteri Keuangan Ali Wardhana membuka pasar asuransi nasional bagi peru-sahaan asing. Investor asing diizinkan masuk ke Indonesia dengan syarat menggandeng pengusaha lokal.

Bak gayung bersambut, perkenalan itu kemudian membuka jalan untuk kerja sama. Dan pada tahun 1984, AJIA resmi menggandeng AIA Group Ltd dengan bendera PT Asuransi AIA Indonesia dan menjadi perusahaan asuransi jiwa multinasional pertama di Indonesia. Bapak Harry pun hingga kini dikenal sebagai perintis industri asuransi di Indonesia.

Perusahaan yang dipimpinnya melaju cepat. Berbagai inovasi produk asuransi ditawarkan kepada masyarakat. Tahun 2003, PT Asuransi AIA Indonesia berhasil meraih penghargaan sebagai Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik dengan kategori aset lebih dari Rp 1 triliun dalam Investor Awards 2003. Di tahun berikutnya, perusahaannya meraih penghargaan Perusahaan Asuransi Terbaik 2004 dari Bisnis Indonesia. Setahun kemudian, perusahaannya berhasil memperoleh izin dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk memasarkan produk asuransi syariah.

Akibat krisis global tahun 2008, AIA Group yang sudah memiliki tiga perusahaan asuransi di Indonesia menawarkan menjual saham yang dimiliki sebesar 60% di AIA Indonesia dengan syarat penggantian nama perusahaan. Bapak Harry akhirnya membeli saham AIA Indonesia dan merubah nama perusahaan menjadi Avrist Assurance pada tahun 2009. Berbagai terobosan dan inovasi produk terus dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan pasar. Salah satu strateginya adalah membidik pasar masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, pasar yang dinilai ba-nyak kalangan tidak banyak mendatangkan untung dari sisi premi.

“Saya pikir ini harus jadi perhatian kita, karena jumlah masyarakat menengah ke bawah di Indonesia sangat besar. Tentunya berat bagi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan proteksi untuk seluruh lapisan masyarakat,” tegas peraih gelar master dari New York University ini.

Hingga akhir tahun 2013, tenaga pemasar Avrist berjumlah lebih dari 7.100 orang dan telah melindungi lebih dari 1,5 juta nasabah. “Avrist memiliki visi agar di setiap rumah tangga, minimal punya satu polis Avrist,” tutur mantan dosen Fakultas Ekonomi UI ini.

Untuk memperkuat daya saing perusahaan, Avrist menjalin kerja sama kemitraan joint-venture dengan DEG (Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft) pada tahun 2009 dan dengan Meiji Yasuda Life (Meiji Yasuda Life Insu-rance Company) pada tahun 2010.

Dengan terobosan-terobosan cerdas dan berbagai inovasi produk, Avrist berhasil meningkatkan kinerjanya secara signifikan. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari berbagai penghargaan bergengsi; diantaranya sebagai Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik di Indonesia Euromoney’s Insurance Survey 2009, Asuransi Pelayanan Terbaik (pilihan Broker) pada Investor Awards 2010, dan meraih penghargaan Manajemen Risiko Terbaik tahun 2011, serta Penghargaan Syariah Terbaik Tahun 2012 (Investor Award). Sejak tahun 2011 hingga saat ini, Avrist telah empat kali berturut-turut meraih Peringkat Nasional Insurer Financial Strength (IFS) ‘AA-(idn)’ dengan kondisi keuangan stabil dari Fitch Ra-tings. Di tahun 2013, Avrist berhasil menyabet Peringkat Terbaik ke-2 sebagai Asuransi Paling Ekspansif serta Peringkat Terbaik ke-3 dengan Investasi Paling Menguntungkan dari Islamic Finance Awards & Cup 2013. Avrist juga kembali dianugerahi penghargaan dari APPARINDO untuk menempati Peringkat ke-3 Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik, berdasarkan pilihan broker dalam hal kepuasan proposal service, claim service, dan claim responsive settlement. Sementara di kancah industri asuransi nasional, tenaga pemasar Avrist mampu menunjukan prestasinya dengan beberapa kali berhasil menyabet sebagian besar penghargaan dalam ajang tahunan Top Agent Award yang diselenggarakan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).

Melalui strategi dari beragam kanal distribusi baik dari keagenan, bancassurance, employee benefit, maupun jalur distribusi alternatif Avrist menyediakan berbagai program asuransi jiwa, asuransi kecelakaan dan kesehatan, asuransi berbasis syariah, asuransi jiwa kredit dan pensiun, baik untuk perorangan maupun korporasi. Avrist kini semakin berkembang dengan mendirikan anak perusahaan, yaitu PT Avrist General Insurance yang bergerak di bidang asuransi umum dan PT Avrist Asset Management yang bergerak di bidang investasi keuangan. Dengan berlandaskan visi “Satu polis Avrist di setiap rumah tangga di Indonesia”, Avrist berkomitmen untuk memajukan kehidupan gemilang yang bermakna bagi karyawan, mitra bisnis dan nasabahnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar